1. Visibility
Visibility adalah kemudahan dari gedung/lokasi resto tersebut untuk dilihat oleh konsumen/masyarakat yang melaluinya.
Rata-rata waktu yang dimiliki oleh mata seorang pengendara yang melintas untuk melihat suatu pesan atau tulisan adalah selama 1-2 detik. Sehingga dengan demikian penting agar suatu restoran dapat dengan mudah terlihat dalam waktu yang singkat tersebut.
2. Accessibility
Accessibility adalah kemudahan akses jalan menuju gedung/lokasi resto tersebut oleh konsumen/masyarakat. Khususnya konsumen yang menjadi target utama dari resto kita.
Perhatikan pula apakah arus lalu lintas yang melalui tempat kita adalah lalu lintas menuju tempat kerja? Atau merupakan arus pulang kerja? Atau arus normal / jalan raya umum? Berapa banyak kendaraan yang melalui tempat tersebut dalam rentang waktu bukanya resto kita?
Pernah suatu merk franchise international minta saya untuk mencarikan sebuah lokasi bagi mereka untuk membuka resto mereka di sini. Tapi syarat yang mereka minta adalah bahwa lokasi tersebut harus dilintasi oleh sekitar 35.000 kendaraan di dalam waktu operasional mereka (jam 10.00 s/d 22.00).
Berarti sekitar 2900 kendaraan perjam, atau 48 kendaraan per menitnya
3. Traffic Generator
Adanya pusat-pusat aktifitas konsumen tertarged yang berada di sekitar lokasi gedung tersebut. Seperti, pusat perbelanjaan, pusat perkantoran, kampus, perumahan dan lain sebagainya.
Setiap jenis trafic generator punya karakter yang khas
Seperti contohnya:
Untuk Perumahan,
Karakter konsumennya adalah mereka tidak ada di rumah pada siang hari dan baru ada pada malam harinya. (karena sekolah, kerja, dll). Sehingga untuk lokasi perumahan, maka potensi pasarnya adalah ia akan sepi pada siang hari dan baru berpotensi ramai pada malam harinya.
Untuk daerah gedung perkantoran,
Karakter konsumennya adalah mereka ada di gedung tersebut pada siang hari dan tidak ada pada malam harinya (karena sudah pada pulang). Sehingga untuk lokasi perkantoran, maka potensi pasarnya adalah pada siang hari dan pada malam harinya ia akan sepi atau bahkan kosong
Untuk daerah pariwisata,
Umumnya hanya ramai pada momen-momen liburan (hari sabtu, minggu dan, libur nasional atau hari libur lainnya). Sedangkan pada hari biasa umumnya sepi pengunjung.
Begitupun dengan arus lalu lintas dari jalan yang ada di depan lokasi bakal resto kita tersebut. Apakah ia jalan menuju perkantoran? Atau jalan pulang dari perkantoran? Efeknya akan berbeda.
Contoh yang dapat kita lihat adalah jalan Pasteur. Coba perhatikan jalan Pasteur yang menuju kota Bandung (dari arah gerbang Pasteur). Umumnya resto yang berada di jalan tersebut tidak dapat bertahan lama. Hanya restoran RM Sederhana yang masih kuat bertahan. Sisanya, seperti Sate Sinta, Mang Jabal, dll… tutup. Mengapa? Hal tersebut karena orang yang melintasi jalan tersebut, jika ia adalah orang Jakarta maka ia akan merasa tanggung untuk berhenti, karena tujuan utamanya di Bandung hanya sebentar lagi akan sampai. Dan jika ia orang Bandung, maka terdapat lebih banyak pilihan resto di tengah-tengah kota Bandung dibandingkan dengan di lokasi tersebut
Sehingga dengan demikian, banyak para pengusaha restoran yang mencari lokasi yang berada di tengah-tengah kombinasi dari minimal dua traffic generator. Yaitu lokasi yang dekat dengan perkantoran dan juga dekat dengan perumahan. Atau paling tidak lokasi yang mudah dijangkau oleh kedua traffic generator tersebut.
Informasi sisipan :
Lama tempuh orang berkendaraan dari lokasinya ke tempat makan siang/ malamnya, maksimal adalah sejauh 15 menit jika ia berkendaraan. Lebih jauh dari itu maka dibutuhkan daya tarik yang kuat dari merk tersebut sehingga orang mau berkendaraan jauh dari tempatnya ke lokasi resto tersebut.
Untuk area perkantoran lebih singkat lagi. Orang perkantoran hanya mau meluangkan waktu maksimum 5-10 menit dari lokasinya menuju tempat makannya. Mengapa demikian? Sebab waktu istirahat yang mereka miliki juga sangat singkat. Hanya sekitar 1 jam lamanya.
www.biskul.com
School of Cullinary Business
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment