Sekolah Sablon Diliput MNC TV & Trans TV

Dulu, waktu saya kecil, saya punya obsesi mengajar seperti seorang guru. Ini sebenarnya ndak lepas dari keluarga saya yang dibesarkan dari keluarga guru. Bahkan ayah saya dulu pengin sekali saya sekolah di PGSD, semacam sekolah calon guru SD untuk meneruskan tugas beliau sebagai seorang guru. Tapi karena garis tangan, cita-cita meneruskan warisan ayah saya itu terkubur saat mendapat kesempatan berkarir di stream yang berbeda.

Tapi, spirit mengajar itu tidak pernah padam, bahkan saat kuliah, hampir tiga tahun mengelola TPA dekat kuburan dan bantaran sungai Cikapundung sebelah kampus. Tradisi itu berkurang saat jadi pekerja di Borneo, cuman magang jadi dosen dan kadang mengisi seminar Open Source jika ada kesempatan saya lakukan disela-sela jadi pekerja.

Suatu saat mimpi itu tumbuh kembali setelah ketemu dengan seorang rekan yang menekuni dunia sablon kaos. Ceritanya agak dramatis, bagaimana usaha yang dirintis kawan saya itu kemudian colaps saat Allah mengujinya dengan sakit yang diderita istrinya dalam waktu yang cukup lama. Dari situ terbesitlah membikin kelas sablon kaos, dimana saya saat itu juga sudah usaha kaos distro dan beberapa kali kena "tipu" rekan usaha. Berbekal jatuh bangun dan ketemu kolega tersebut menjadi modal mendirikan Sekolah Sablon.

Angkatan kursus sablon pertama kali diikuti dua orang, sekitar setahun lalu, peserta pertama adalah peserta dari Semarang, Pak Jo namanya, yang tidak pernah saya lupakan dan peserta ke dua adalah adik ipar saya sendiri. sSungguh, suatu permulaan kursus yang aneh !!!

Saat itu kami sempat ragu, apakah kursus ini bisa tumbuh atau tidak, yang kami lakukan saat itu adalah menjalankannya, bertahan dan terus bertahan dengan segala kondisi. Untung saat itu usaha saya yang lebih duluan jalan bisa mensubsidil kursus baru tersebut.

Secara perlahan, kami menemukan polanya dan terus melakukan perbaikan. Dan alhamdulillah, bulan demi bulan terus tumbuh dan mendapat kepercayaan dari konsumen. Hingga saat ini, kurang lebih 100 alumni sekolah sablon tersebar dari Sabang sampai Manado, Maluku dan Kupang.

Rata-rata mereka mengembangkan usaha kaos di berbagai daerah, mulai dari kaos oleh-oleh sampai kaos yang dibutuhkan instansi lokal. Baik dari misi bisnis maupun misi pemberdayaan sosial..
Prinsip kami, adalah bagaimana meratakan industri kaos di seluruh wilayah di Indonesia. Jika saat ini Bandung menjadi ibukota Distro Indonesia, maka suatu saat kota-kota diseluruh wilayah di Indonesia ada pengusaha kaos lokalnya. Kami bercita-cita, tidak hanya ingin mencetak tukang sablon, tetapi ingin membentuk pengusaha kaos. Obsesi ini sering menjadi api kami, mengingat usaha sablon manual sudah banyak berguguran mulai dari sablon spanduk, sablon gelas, sablon plastik dan sablon kertas, secara perlahan sablon jenis ini berguguran digantikan dengan mesin digital.

Namun, ada sablon kaos yang menurut saya, belum akan tergantikan dengan sablon digital atau Direct to Garment (DTG) karena kekhasan yang dimilikinya. Melestarikan sablon kaos pada dasarnya melestarikan sesuatu yang eksotik macam batik dan kerajinan lainnya. Itulah yang membuat kaos distro, tetap menggunakan sablon kaos manual sebagai ciri keunikan produknya.
Tak disangka, kursus tukang sablon ini dilirik oleh media televisi hingga kami diliput oleh MNC TV. Kami kaget saat diliput dan diambil gambarnya, maklum, tukang sablon yang biasanya di ruang pengap suruh tampil di tipi. Berikutnya, TRANS TV menjadi tamu kami berikutnya.

Saat diliput, kami lebih natural, lha mau apa lagi, wong tukang sablon kok mau action kaya artis. Yang lebih membanggakan kami, ada kesempatan alumni yang diliput masuk tipi, semoga dengan media ini bisa jadi promosi gratis buat alumni yg masih startup usaha kaos.
Semoga, cerita singkat ini bisa menjadi inspirasi, khususnya buat saya untuk terus belajar dan para start up kaos yang lagi bermutasi jadi pengusaha kaos.
Salam Sablon,


Amir Fauzi
Founder
http://www.sekolahsablon.com/

1 comment:

Baiti Sakinah said...

Bisnis sablon keluarga ane sejauh ini cukup oke gan.. bahkan yang awalnya hanya punya 1 karyawan sekarang sudah punya 10 orang karyawan plus mesin yg gede2.. thanks gan buat inspirasinya..