Kunci Sukses Industri Kreatif, Carilah Referensi

 
Hari minggu yang lalu, saya sempatkan hadir di Foruspeed Bandung untuk lihat pameran the Illuminator. Sebuah pameran karya grafis untuk band2 metal dengan style gore alias menyeramkan.

Saya ndak bisa ikut tuntas workshop, karena nyambi buka kelas baru Digital Printing di @sekolahsablon. Namun, saat Pak Dinan, dedengkot artworker underground tampil, saya bisa lihat dari belakang, maklum sambil momong anak, jumlahnya 4 lagi :-)

So, saya ndak bisa konsentrasi penuh.

Namun ada ilmu yang saya dapat dari presentasi di workshop tersebut. Apa itu ?
Carilah referensi.

Benar, carilah referensi. Jika anda ingin menekuni dunia kreatif, rajin-rajinlah mencari referensi. Misal jika ingin menjadi desainer kaos, maka kumpulkan portofolio dari desainer2 terkenal baik dari dalam dan luar negeri. Amati, amati dan amati.

Berikutnya cari tahu bacground pembuatannya, bagaimana mereka bisa menghasilkan karya yang aduhai. Biasanya desainer2 terkenal selalu meninggalkan jejak-jejak kesuksesan baik via wawancara, tulisan maupun sharing pengalaman mereka via blog dan sejenisnya.

Proses berikutnya, lakukan cloning alias meniru bagaimana berproses. Ndak apa2 sementara kita meniru dulu. Dan memang didunia ini ndak ada yang 100% orisinil.

Dengan proses tersebut, kita dapat melakukan pembelajaran lebih cepat, seakan-akan kita punya mentor. 

Jika proses tersebut kita lakukan dengan tekun, suatu saat kita secara perlahan akan menemukan karakter desain kita. Dan saat itulah kita siap memasuki dunia komersial.

Ada waktu untuk berproses, Allah saja menciptakan dunia dan isinya dengan berproses, artinya Allah menunjukkan jika ingin jago juga perlu melewati sebuah proses.

Untuk itu, ingat kembali hukum 10.000 jam Malclom Gladwel, sebuah ambang batas waktu pembelajaran yang harus kita siapkan jika ingin sukses dalam bidang yang kita pilih.

Jangan berpikir serba instan. Sesuatu yang karbitan seringkali tidak enak dan awet dirasakan. Berproseslah seperti kerang saat menghasilkan mutiara. Dari sebutir pasir yang masuk kedalam cangkang, kerang merasa sangat sakit, namun dengan ketabahan akhirnya pasir berubah menjadi mutiara yang akhirnya membedakan antara kerang mutiara dan kerang rebus.

Rajin-rajinlah mencari referensi, jika kita ingin jago.
Itu yang saya dapatkan dalam waktu yang sangat singkat tersebut.



Amir Fauzi
Owner
www.sekolahsablon.com

credit from flickr

No comments: