Bandung, sebuah kota yang selalu menarik untuk diperbincangkan, mulai dari julukan paris van java, kota kembang, kota kuliner, kota kreatif, kota kaos, kota artis sampai kota pelajar.
Jika anda mengunjungi kota ini beberapa tahun yang lalu, pastilah anda jadi terperangah dengan kota Bandung sekarang. Macet dimana-mana, penerbangan dibuka ke berbagai kota, pengungjung dari negeri jiran yang rutin menyambangi setiap akhir pekan, dan deru mesin jahit konveksi yang terus menderu menemani tidur anda.
Pertanda apa ini ?
Bandung sedang bergeliat.
Dengan dibukanya Cipularang dan terbukanya penerbangan lintas kota, maka Bandung seakan menjadi magnet bagi pebisnis untuk ikut meraup untung di kota kembang ini. Lihat, betapa banyak apartemen dibangun, berapa guest house didirikan, berapa travel tumbuh menjamur dikota ini serta saban hari selalu saja opening kuliner dan factory outlet memadati ruas jalan-jalan di Bandung, belum lagi properti yang terus meluas sehingga lahan hijau semakin sulit ditemui dan berpindah ke area perbukitan sekitar Bandung.
Pertanyaanya,
Apakah kemakmuran ini dinikmati warga Bandung. Apa yang saya amati, serpertinya warga Bandung justru mengalami pergeseran tempat. Biasanya lokasi-lokasi strategis dulunya dihuni orang Bandung, namun makin kesini, mereka pindah ketempat dimana bisa survive alias mencari tempat tinggal yang terjangkau dipinggiran kota.
Lantas siapa sebenarnya penikmat bisnis di kota ini, umumnya para investor dari luar kota yang tentu punya duit dan kecerdasan investasi.
Dalam bentuk apa mereka berinvestasi, ini diantaranya :
1. Property
2. Kuliner
3. Apartemen/hotel/guest house
4. Factory outlet
Jika warga Bandung tidak smart menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang cepat ini, bisa jadi peluang-peluang bisnis ini akan diambil alih oleh investor luar kota.
Amir Fauzi
Owner
No comments:
Post a Comment