Menghadapi Tantangan Usia Empat Puluh (40) Tahun


Tulisan ini saya tulis sebagai bentuk refleksi saya yang akan memasuki usia 40 tahun. Kata orang, life begins at 40. Dari banyak literature yang say abaca, usia empat puluh adalah usia keramat, dimana jika pada usia ini kita menjadi orang baik, maka Insya Allah baik diakhir hayat kita, namun jika pada usia ini masih juga bergelimang maksiat dan dosa, menjadi sulit terjadi perubahan sampai akhir hayatnya.
Benar-benar usia yang sangat menentukan. Konon kesehatan juga demikian, jika kita diberi kesehatan baik sampai umur empat puluh, maka kemungkinan besar kesehatan kita cukup baik sampai ajal menjemput. Demikian juga jika pada usia empat puluh belum menemukan jati diri atas tujuan hidup kita, maka bisa jadi kemungkinan tersesat sampai hayat kita bisa terjadi.
Dalam menghadapi usia 40 tahun, apa yang sebaiknya kita renungkan. Jelas banyak, karena usia 40 ini merupakan usia pertengahan dan kematangan. Kita telah cukup mengecap asam garam nikmat dunia. Maka menjadi penting untuk melakukan perenungan kembali. Tentang apa itu :
1.       Menyadari bahwa masa 40 tahun itu adalah masa dewasa
2.       Masa itu adalah masa perubahan pandangan dan pemikiran
3.       Masa itu adalah masa khusus, bukan masa kelemahan atau kemunduran
Kata adikku yang jadi dokter, dia bilang, kalau usia 40 tahun itu adalah usia puncak dimana setelah usia itu, satu demi satu fungsi tubuh kita akan berkurang fungsinya L
Maka, menjadi penting kita menelaah orientasi hidup kita, jangan sampai sisa usia yang diberikan kepada kita menjadi tidak sia sia. Oleh karena itu, penting melakukan hal-hal berikut :
1.       Memfokuskan orientasi akherat daripada orientasi dunia. Dorong sikap mengakheratkan dunia, sehingga aktifitas kita menjadi lahan ibadah
2.       Pembaruan menyeluruh, orientasi yang selama ini hidup kita kita abdikan untuk diri dan keluarga menjadi berorientasi kepada ummat. Ini sebagai bentuk tabungan positif sebelum dipanggil Nya.
3.       Berkomitmen untuk meninggalkan maksiat dan dosa
4.       Interopeksi menyeluruh apa yang telah dilakukan, sedang dan akan dilakukan kelak
5.       Berpikir serius tentang warisan apa yang akan kita tinggalkan sebagai  amal unggulan bekal menghadap sang Khalik
6.       Berusaha mewariskan ilmu dan pengalaman, karena ilmu yang bermanfaat adalah bentuk jariah yang terus mengalir.
7.       Pembaruan keluarga, perlu terus memperkokoh fundasi keluarga agar mampu melahirkan anak-anak yang shalih sebagai warisan yang berharga
8.       Pembaruan kesehatan, karena sehat adalah nikmat yang sangat besar melalui menjaga pola kerja, pola makan dan olahraga.
Semoga Allah, memberikan kemudahan saat kita memasuki usia emas dimana orang dipandang sebagai memasuki fase dewasa. Semoga Allah berikan kita semua khusnul khotimah. Bagaimanapun juga, muara dari kehidupan adalah kematian, ya kematian adalah hal yang pasti, tidak bisa ditawar, mau sekarang, mau nanti kalau jatahnya sudah habis rela atau tidak kita akan dipanggil oleh Nya.
Ingat nasehat ini :
Orang tua, mati
Orang muda, mati
Para Nabi, mati
Orang bejat, mati
Para raja, mati
Rakyat jelata, mati
Orang kaya, mati
Orang miskin, mati
Yang hidup semua bakal mati.
Lantas bekal apa yang kau bawa,
Sebaik-baik bekal adalah taqwa.

No comments: