Ada Apa dengan Palembang ?















Mengunjungi kota tua Pelembang seperti mengunjungi kota metropolis masa lalu.

Kota ini begitu menyejarah dengan sungai Musi sebagai sentra peradabannya.

Konon, 650 masehi, kerajaan Sriwijaya berdiri disekitar tepi sungai Musi ini. Kekuasaannya meliputi malaysia, thailand dan vietnam.

Sekitar 1.200 masehi, Sriwijaya redup, dan kesultanan Islam menggantikan fungsi pemerintahaan.

Kesultanan Palembang namanya. Sultan yang paling dikenal adalah sultan Badaruddin 2 yang melawan Belanda hingga diasingkan ke Ternate.

Sedangkan ulama yang terkenal adalah syaikh Abdussomad al Palimbani. Belia beraktifitas di awal tahun 1.800-an.

Ada leganda sungai musi, pulau kemaro namanya. Dikisahkan puteri raja siti fatimah dipersunting saudagar dari china, bernama Tan Boen An dan kemudian menikah. Saat pulang, diberi beberapa guci yang diisi sawi asin oleh mertuanya di china.

Al kisah, setelah diketahui sawi asin, maka beberapa guci dibuang ke laut, namun guci terakhir yang pecah, dan ternyata berisi emas. Sang pangeran terjun ke sungai mencari guci tersebut, lama tak muncul, istrinya ikut terjun, tak muncul juga pengawalnya ikut terjun. Mereka bertiga meninggal.

Kata juru kunci, kejadian itu terjadi disekitar tahun 1.300. Jadi cocok penjelasan saat Sriwijaya meredup, kesultanan Islam bangkit.

Budaya di Palembang sangat beragam, mungkin karena kota metropolis tempo dulu.

Budaya melayu, china, india dan arab terwakili disini. Hal ini bisa diwakili dari kulinernya. Pempek dan tekwan, jelas dari kuliner china. Pindah musi rawa terasa ini kuliner kas melayu. Martabak india terasa kuliner arab dan indianya.

Bangunan rumah juga begitu, ada yang gaya china berupa rumah petak. Ada rumah panggung dan ada rumah tancap tepi sungai musi.

Jadi kalau ke palembang, ada banyak yang bisa kita kunjungi. Berperahu di seputaran sungai musi, ini rekomended banget, kita bisa lihat rumah tancap dan industri pupuk dan sejenisnya. Dilanjut mampir ke pulau kemaro.

Juga seputaran jembatan ampera yang diresmikan ahmad yani juga ok punya. Sekalian mampir ke pasar 16 ilir. Atau bisa ke pasar cinde cari amplang.

Yang ndak kalah keren, naik monorel yang bisa mengantar kita ke bandara bolak balik.

Jadi, selain pempek, tekwan, pindang musi rawas dan amplang, kita bisa wisata sejarah sambil bayangin seperti apa kota metropolis ini bekerja.

Oiya, kalau mau main lebih jauh, naik perahu ke daerah transmigrasi, infonya sekitar 4 jam dari pelabuhan bawah jembatan sungai musi.

Palembang memang banyak sensasinya, untuk mengenalnya lebih dekat, 3 hari ndak cukup...

No comments: